saya memiliki seorang teman, belum lama kami kenal, mungkin baru hampir dua tahun kami kenal. tapi setiap saya bertemu dan berbincang dengannya, saya selalu mendapatkan "ilmu" yang berharga dari sosok dirinya.
dia memang seseorang yang "luar biasa", dia selalu punya tempat di "hati" setiap orang yang mengenalnya.
seseorang yang cukup berpengaruh pada masa kuliahnya, dan selalu berkesan bagi sahabat dan teman dekatnya. mari kita sebut saja dia, aryo.
aryo memang orang yang senang bercerita, entah karena label saya yang "anak psikologi" atau memang dia senang bercerita tentang kisahnya. kami kenal dalam sebuah kelompok. disetiap ada kesempatan untuk "berdua" dengan saya, aryo selalu bercerita, apapun itu, lebih sering mengenai "perjalanan hidup"nya, tentang keluarganya, pemikirannya, pengalamannya, sahabatnya, keinginannya, kampung halamannya, dan apapun itu yang ingin dia ceritakan.
atau mungkin cerita itu disampaikan supaya kita selalu ada bahan obrolan, entahlah.
kadang juga hanya bercanda gurau atau karokean dijalan gak jelas.
tapi saya selalu senang mendengarkan ceritanya yang selalu penuh dengan warna. dia selalu semangat untuk bercerita dan memastikan kalau saya benar-benar mendengarkan ceritanya.
tapi ada suatu cerita, kisah, perjalanannya yang saya ikuti beberapa bulan belakangan ini, yang menurut saya hal ini harus saya selalu ingat dan saya tulis.
kami bukan seorang teman yang setiap hari bertemu, sering bertemu, atau saling berkabar. kami memiliki kesibukannya masing-masing. apalagi satu tahun ini kami disibukkan oleh skripsi kami masing-masing. kami hanya bertemu jika "kelompok" kami bertemu.
aryo memang sudah lulus lebih dulu dari saya, tapi aryo tetap stay di semarang sambil mencari pekerjaan. suatu hari, aryo mengirim pesan singkat kepada saya yang pada intinya dia ingin bertemu dan bercerita. lalu pergilah kami ke suatu tempat dan aryo mulai bercerita
sebelumnya saya memang tau kalau aryo belakangan ini memang sedang "hijrah". aryo mulai meninggalkan dunia "media sosial" terutama instagram yang bahkan sampai saat ini saya belum bisa meninggalkannya. padahal sebelumnya, aryo sangat aktif di media sosial.
maka dari itu kami teman sekelompoknya bertanya-tanya ada apa dengan aryo yang tiba-tiba menghilang, kami jadi tidak tahu sama sekali bagaimana kabar aryo saat ini, karena satu-satunya media untuk mengetahuinya adalah "update-an" instagramnya.
dan setelah saya bertemu aryo, ternyata selama aryo meninggalkan dunia media sosial, banyak hal yang mengagumkan yang dia lakukan, dia lebih sering mentafsir al-qur'an, mencari dan mendalami ilmu agamanya, terutama yang berhubungan dengan gelarnya.
dan dia berikhtiar dan bertawakal mengenai pekerjaannya yang belum tahu itu apa
dia sempat keterima disebuah lembaga sosial yang cukup besar, bahkan sayapun sangat ingin masuk kedalamnya, dari puluhan ribu orang yang mendaftar, aryo masuk ke 10 orang yang keterima. hal ini yang membuat aryo ingin bercerita dengan saya.
tapi dia tidak mengambil kesempatan emas ini, yang mungkin hanya datang sekali seumur hidup, sebagian besar orang yang mendengar jika ada seseorang yang gak ngambil lembaga ini pasti akan bilang "orang bodoh mana yang udah masuk tapi gak diambil???? buat apa dia ikut tes masuk?? kok bisaaaa." pasti semua heran mendengarnya, pun saya juga begitu, saat pertama mendengar mendegarnya, apalagi dia hanya membuka dengan "aku dapet disini, tapi gak aku ambil" tersentak saya terdiam, dan berkata dalam hati, "kok bisa gak di ambil??? masuk sana kan susah bangeettt, wah gila ni orang, sombong bener."
namun hal tersebut tidak diambil olehnya karena ibunya tidak mengizinkannya, galau bukan main. saya tau betul bagaimana rasanya, hal tersebut juga terlihat dari raut wajahnya. suatu hal besar yang bahkan ribuan orang berharap bisa masuk dan menjadi bagiannya, tapi ketika sudah didepan mata, tapi gak bisa ikut karena kendala izin orangtua, bagimana perasaanmu??
ternyata ibunya masih ingin supaya aryo tetap fokus mencari pekerjaan yang sesuai dengannya.
dari pertemuan itu saya belajar bahwa, sebesar apapun keinginanmu, utamakanlah orangtuamu, karena, ridho orangtua adalah ridho Allah juga.
aryo tetap mengikuti tes, walaupun dia ragu dengan pilihannya karena hasil pencarian ilmu agamanya mengatakan bahwa apa yang dia ambil ini masih belum jelas hukumnya, apakah pekerjaan yang dia inginkan ini akan membawanya ke surga atau neraka. itu yang selalu dia tekankan. Masya Allah.
selang beberapa bulan, kami bertemu kembali.
saya tahu betul aryo adalah orang yang cerdas dan pintar, bahkan untuk mengikuti tes nya, aryo berkali kali latihan dan selalu berhasil pada setiap latihannya. namun entah Allah merencanakan apa, aryo merasa saat tes berlangsung apa yang dia pelajari berbeda dengan soal yang dia hadapai sat tes, bahkan soal aryo berbeda dengan teman-temannya yang juga mengikuti tes tersebut. "mungkin Allah lagi rencanain hal besar buat aku kali ya" begitu katanya. aryo sudah berikhtiar, dan sekarang waktunya untuk bertawakal dengan apapun hasil yang diberikan nanti.
dipertemuan selanjutnya, ternyata dia hanya kurang satu soal untuk bisa ikut ke tahap selanjutnya, lagi-lagi dengan pemikirannya yang positif, aryo bilang, "mungkin Allah mau nunjukkin ke aku, iya aku emang bisa, tapi tempat kamu ga disini" karena rasanya sesak sekali hanya kurang satu nomor saja maka seharusnya dia bisa lanjut.
dibalik tes tersebut, ternyata dia juga mengikuti tes di tempat lainnya, saya tidak tahu betul perusahaan apa itu, tapi dari cerita aryo, perusahaan ini memberikan benefit yang luar biasa, bahkan baru tes saja sudah di biayai.
kami kira ini akan menjadi perbincangangan panjang kami yang terahkir, karena pertemua ini dilakukan sehari saat saya wisuda, dan sudah tidak memiliki alasan khusus lagi untuk kembali ke semarang.
aryo meminta doa, karena aryo sedang dalam tahap terakhir untuk dapat masuk ke perusahaan ini. dan segala ucapan perspisahan lainnya, serta kenang-kenangannya.
tak sampai seminggu setelahnya, ternyata Alhamdulillah bisa masuk ke perusahaan tersebut, aryo berangkat ke jakarta untuk menjalani pelatihan selama sebulan sebelum ditempatkan diluar pulau. kamipun merencanakan untuk bertemu lagi, mungkin benar-benar untuk yang terakhir. karena aryo akan meninggalkan pulau Jawa untuk jangka waktu yang lama, dan entah apa yang terjadi ke depan.
namun tak disangka, pertemuan terakhir ini akan menjadi pertemuan sangat berharga untuk saya, pertemuan ini memberikan saya banyaaak sekali pelajaran dari aryo.
"aku gak nyangka bakal dapet disini, bahkan ini jauh banget dari ekspektasi aku"
dengan segala ikhtiar dan tawakalnya, setelah tujuh bulan berjuang mencari pekerjaan, dengan segala tantangan, dan usaha untuk selalu memperbaiki diri, ternyata Allah memang mempersiapkan aryo untuk ditempatkan di perusahaan ini.
bukan hanya gaji yang besar dan tunjangan yang sangat banyak dan menguntungkan, tetapi Allah ingin aryo bekerja ditempat yang memiliki lingkungan yang baik, agar aryo akan selalu dekat kepada-Nya. Masya Allah.
ditempat kerja aryo memiliki lingkungan yang baik, atasan yang baik dan memiliki satu pemikiran dengannya, rekan kerja yang baik, bahkan, ditempatnya bekerja sangat mengutamakan sholat dan ibadah lainnya, bukan hanya mengejar keuntungan, tapi juga mendekat diri kepada Allah.
kalau di ingat kembali bagaimana perjuangannya, saya masih sangat terharu, seorang aryo yang dulunya sangat idealis, dan sangat jauh dari agamis, bisa menjadi aryo yang sangat hebat. bahkan saya suka malu sendiri kalau aryo menceritakan tentang ke-hijrah-annya.
"dan berikanlah kabar gembira kepada orang-oranga yang sabar" (QS Al.Baqoroh:155)
aryo menyampaikan ayat itu, dan selama masa tawakal dan ikhtiarnya, aryo selalu percaya bahwa akan ada hal besar yang akan menantinya kalau dia terus bersabar, berikhtiar dan berwakal kepada Allah. dan kabar gembira itu benar adanya :')
di pertemuan yang mungkin menjadi pertemuan terakhir kami ini, aryo juga menyampaikan mimpi-mimpinya kedepan, yang membuat saya berdecak kagum "saya hanya butiran debu jika dibandingkannya"
niat-niat nya memang sangat mulia dan baik, bahkan saya tidak berpikir untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya.
dan darinya saya belajar, kalau suatu hal kita niatkan karena Allah, insyaAllah akan mendapatkan hal-hal yang juah lebih baik dari ekspektasi kita, apapun itu jalannya.
dari sekian banyaknya cerita yang kami bagi kemarin, aryo berpesan, yang saya rangkum, "selama belum dapet apa-apa, sabar aja dulu, berikhtiar sekuat mungkin, jangan gampang menyerah, lakukan hal-hal apapun yang kamu suka, asalkan sedikit mudharatnya, jangan ngikutin orang lain, tetap jadi diri sendiri, cari tahu tentang banyak hal"
yap, begitulah kisah aryo dengan segala ikhtiar dan tawakalnya, serta hasilnya yang sangat mengagumkan.
semoga saya selalu dikelilingi dengan orang-orang seperti aryo, yang selalu memberikan energi positif, selalu ada semangat baru dan keinginan untuk selalu lebih baik. aamiin.